Semua orang sudah mengetahui, karyawan adalah asset utama suatu perusahaan. Tentu saja, yang di maksud di sini adalah karyawan dengan kompetensi sesuai dengan yang di butuhkan perusahaan. Bersama mereka, antara lain perusahaan mengejar target dan pencapaian. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi mengenai bagaimana memimpin, memotivasi, dan menggerakkan karyawan.
Ada empat tingkat tipe kecakapan yang di maksud. Pertama
M1 (tidak mampu dan tidak punya kemauan). Untuk memotivasi karyawan kategori ini pemimpin harus bersikap tell atau banyak bersabar memberitahu apa saja tugas yang harus di lakukan, memberi petunjuk dan instruksi, sehingga karyawan yang tidak ada kemauan dan kemampuan bersedia mencoba mengerjakan apa yang di tugaskan.Lalu, tingkat
M2 (tidak mampu tetapi mau). Untuk menggerakkan karyawan bertipe ini, anda sebagai leader dalam memotivasi harus bersikap sell atau banyak-banyak menyemangati dan menggugah bahwa di a akan bisa asalkan mau mencoba. Leader harus mampu meyakinkannya bahwa dengan banyak-banyak mencoba maka kemampuan mereka akan meningkat dan prestasi bisa di raih.
Selanjutnya, tingkat
M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka leadernya harus bersikap partisipatif dalam memotivasi, dengan memberikan tantangan atau mengajaknya ikut memikirkan sesuatu, mendorong mengeluarkan ide-ide. Dengan demikian, kemampuan yang di milikinya bisa keluar sehingga bisa menggerakkan dan meyakinkannya bahwa dia memang memiliki kemampuan sesuai dengan yang di harapkan perusahaan.
Terakhir, tingkat
M4 (mampu dan mau) maka leadernya musti bersikap Delegating, yaitu mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan sistem control yang baik. Pada tingkat ini, biasanya karyawan sudah menduduki jabatan yang lumayan tinggi, jadi yang bisa di berikan untuk lebih memotivasi mereka-mereka adalah memberikan kesempatan dan kepercayaan atas tugas-tugas yang penting.
Mengenali setiap tipe karyawan atau bawahan akan mempermudah seorang leader, bukan hanya dalam menggerakkan mereka, namun akan bisa merancang rencana kerja secara realistis di sesuaikan dengan kemampuan tim-nya. Dengan kata lain, perusahaan akan bisa lebih baik dalam merancang target serta menciptakan harmony dalam perusahaan.
Paparan di atas adalah teori yang melandasi leadership saya. Pada tulisan berikutnya, masih dalam tema yang sama, akan kita lanjutkan soal bagaimana pengalaman saya mengimplementasikan teori tersebut.
Semoga bermanfaat.